Sabtu, 30 Agustus 2014

Essai Budaya Demokrasi

OPAS (Organisasi Pelajar Antar Sekolah)
Meningkatkan Budaya Demokrasi dan Mencegah Perkelahian Pelajar

Indah Rohmatullah
SMA Negeri 2 Sekayu, Sumatera Selatan
“Perkelahian pelajar” Siapa yang tak kenal dengan kalimat tersebut?  Perkelahian pelajar merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi dikalangan para pelajar. Perkelahian pelajar tersebut yang melibatkan banyak orang untuk membantu melakukan perlawanan kepada pelajar lain dan dilakukan di luar sekolah, biasanya perkelahian tersebut bukan dengan teman satu sekolah tetapi dengan sekolah lain.
Di Indonesia, khususnya di daerah kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan tidak jarang terjadi perkelahian pelajar. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Hal ini bisa terjadi karena ada rasa tidak senang, sebagai contoh di salah satu Sekolah Menengah Atas  yang A dengan yang B (penulis tidak dapat menyebut nama sekolah, penulis hanya menyamarkan) karena baik dari SMA A maupun SMA B memiliki prestasi yang cukup bagus dalam meraih prestasi. Prestasi itu bisa dilihat dari banyaknya piala / penghargaan yang diraihnya di berbagai kegiatan, hal ini dapat membuat rasa tidak senang kepada salah satu sekolah yang memiliki prestasi yang sangat menonjol daripada sekolahnya. Rasa iri hati juga menjadi pedoman sebagai terjadinya suatu konflik sosial yaitu suatu perkelahian pelajar, hal ini juga bisa terjadi karena masalah status sosial dari salah satu sekolahan tersebut.
Dalam masalah perkelahian antar pelajar tersebut kita menggunakan teori dari CHARLES TILLY dalam hal REVOLUSI. Menurut Charles Tilly, revolusi adalah perkembangan dari suatu gerakan kecil menjadi gerakan besar atau collective action, yang disebabkan oleh salah satu faktor, yaitu faktor organisasi.  Semakin rapi organisasi maka collective actionnya akan semakin kuat, hal ini terjadi apabila organisasi-organisasi kecil bergabung / bersatu menjadi organisasi.1
Organisasi adalah media untuk mengembangkan potensi para anggotanya dengan memiliki tujuan yang jelas dan tegas yang menjadi arah dalam setiap langkah organisasi. Di sekolah menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas ada OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) yang mana OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
OSIS sebagai satu-satunya wadah organisasi yang sah di sekolah, tidak mempunyai hubungan organisasi dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Dalam pelaksanaan pengelolaan OSIS itu sendiri, dikelola oleh masing-masing sekolah dengan berpedoman kepada pola-pola dan langkah-langkah yang telah digariskan.2
Dalam Pelaksanaan budaya demokrasi yang umumnya diterapkan di sekolah adalah melalui OSIS, pemilihan kepengurusan OSIS. Dimana OSIS adalah suatu wadah organisasi yang diperuntukkan untuk siswa. Hal tersebut  merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran  nyata dalam berpolitik secara demokratis pada tataran sekolah. Pelaksanaan pemilihan kepengurusan OSIS sudah menerapkan budaya demokrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari pelaksanaan pemilihan yang berasaskan luber dan jurdil serta pelaksanaan yang mencerminkan kultur/ budaya demokrasi.3
——————
  1. https://jurnalsrigunting.com/tag/sekolah/
  2. http://ilanglangk.blogspot.com/
  3. http://khoiriyatulanifah.blogspot.com/2013/12/budaya-demokrasi-di-lingkungan-sekolah.html
Dikarenakan dari semua masalah dan fakta, penulis memiliki ide kreatif untuk mengatasi masalah yang ada. Jika disetiap sekolah ada OSIS, disini penulis memiliki ide yang mana salah satu pengaplikasiannya adalah dengan cara menyatukan OSIS yang ada disetiap sekolah yang penulis sebut dengan OPAS (Organisasi Pelajar Antar Sekolah) untuk melakukan pertemuan yang berguna untuk saling bertukar wawasan dari setiap OSIS tiap-tiap sekolah. Dengan adanya program OPAS ini diharapkan dapat mencegah terjadinya perkelahian pelajar antar sekolah, selain itu program OPAS ini juga dapat meningkatkan budaya demokrasi pelajar.
Organisasi yang bergerak diluar lingkup sekolah ini penulis ciptakan dengan tujuan untuk menjalin tali silaturahmi antar organisasi serta mengembangkan dan mewujudkan nilai keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian, budi pekerti luhur serta meningkatkan kemampuan berorganisasi.
Himpunan Pengurus Organisasi Pelajar Antar Sekolah yaitu merupakan gabungan dari beberapa pengurus OSIS disetiap sekolah guna sebagai wadah dalam pemecahan masalah, peningkatan mutu dan fungsi OSIS di setiap sekolah.
Dalam sebuah organisasi akan terdapat banyak orang yang memiliki pendapat
berbeda. Satu kepala satu ide, seribu kepala seribu ide. Jadi, adanya OPAS ini pelajar-pelajar Sekolah Menengah akan lebih bisa menghidupkan budaya-budaya demokrasi, semakin banyak ide-ide kreatif pelajar dalam memajukan pendidikan, bersosialisai dengan banyak teman, dan masih banyak lagi.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam jiwa seseorang dan merupakan buah dari keputusan untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan sosial maupun lingkungan pekerjaan, bahkan bagi negerinya. Khususnya yang menyangkut kelembagaan, kepemimpinan harus ada regenerasi agar tidak terjadi kekosongan.4
——————
  1. http://sma11jogja.sch.id/articles/read/pemilihan-calon-ketua-osis-caketos-sma-negeri-11-yogyakarta
Oleh karena itu, diperlukan seleksi yang benar-benar murni dalam pemilihan OSIS di setiap sekolah menengah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah :
  1. Seleksi calon anggota OSIS disetiap sekolah menengah yang dilakukan oleh anggota OSIS masa bakti dan pembina OSIS sebelumnya.
  2. Pemilihan calon anggota OSIS baru yang dilakukan secara demokrasi seperti yang dilakukan di TPU ketika pemilu.
  3. Pelantikan calon anggota OSIS baru.
  4. Setelah calon anggota OSIS sah menjadi anggota OSIS baru, anggota OSIS baru menyiapkan program-program OSIS disetiap bidang.
Setelah pembentukan OSIS baru, selanjutnya anggota OSIS tersebut melakukan perundingan dengan OSIS sekolah lain, dan membuat program kerja OPAS, agar OPAS terjalan dengan lancar. Program kerja disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1)      Pembentukan tim penyusun program kerja OPAS yang terdiri dari :
a)      Pengurus Mingguan OPAS
b)      Pengurus Seksi Bidang OPAS
c)      Para anggota OPAS
2)      Musyawarah Tim Penyusun tentang penyusunan program kerja OPAS
3)      Rapat Pengajuan program kerja OPAS Bersama Bapak dan Ibu Pembina
OSIS setiap sekolah.
4)      Pengesahan program  kerja pleh Pembina OSIS setiap sekolah.
Dalam kegiatan organisasi, setiap pengambilan keputusan pun hendaknya dilakukan dengan menerapkan budaya demokratis. Permusyawaratan hendaknya dijalankan dengan tertib, teratur, dan menampung semua aspirasi peserta musyawarah. Di dalam musyawarah, hendakya diutamakan upaya mencapai kesepakatan, agar dapat diterima oleh semua pihak.
Pengendalian diri juga menjadi unsur penting dari budaya demokrasi. Karena itu, sama halnya dengan demokrasi, sikap mengendalikan diri diri juga harus menjadi jalan hidup, atau prinsip yang menjiwai tindakan kita dalam segala bidang kehidupan. Sikap mengendalikan diri juga dapat dipelajari, dibiasakan dan perlu untuk kita kembangkan. Kita perlu belajar secara sungguh-sungguh dan berupaya keras membiasakan diri agar selalu bersikap dan berperilaku terkendali.
Sekolah merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama. Melalui OSIS yang merupakan wadah organisasi yang diperuntukkan untuk siswa dan dalam kegiatan OSIS sendiri itu sudah bisa mencerminkan kultur budaya demokrasi khususnya dalam ruang lingkup sekolah.
Semua orang tahu berbagi itu indah, indah bagi penerimanya dan juga indah bagi yang memberi. Keindahan apakah itu ? Keindahan jiwa, jiwa yang besar yang ingin orang disekitarnya bisa seperti dirinya dengan membagikan ilmu yang dia punya. Mengapa harus berbagi ?
Masing-masing agama juga mengajarkan untuk berbagi ilmu kepada sesama khususnya agama Islam. Di dalam Islam ada hadits yang mengatakan “Allah akan memberikan cahaya yang berkilauan pada seseorang yang telah mendengar ajaranku, lalu disampaikannya kepada yang lain sebagaimana yang didengarnya. Adakalanya orang yang disampaikan kepadanya lebih mengerti daripada pendengar itu sendiri. (H.R Ahmad).5
Dengan membagikan ilmu yang kita punya, berarti sekaligus kita sedang menambah ilmu baru yang terkadang tidak terpikirkan sebelumnya. Pengalaman penulis sendiri sering hal-hal unik, baru dan tidak pernah terpikirkan dan itu hanya terjadi jika kita memberikan ilmu kita kepada orang lain.
——————
  1. http://aan berbagiilmu.blogspot.com/2012/07/kumpulan-hadits-rasulullah-saw-kata.html
Jika kita hanya menyimpan ilmu yang kita memiliki, ilmu kita tidak berkembang, bertambah mungkin ia, tetapi tidak sehebat orang yang mau berbagi ilmu.
Oleh karena itu pembangunan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan antar sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Pelajar Antar Sekoah (OPAS) perlu dilaksanakan dan ditata secara terarah dan teratur.
Setelah penulis menyelesaikan tulisannya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
  1.  Perkelahian pelajar merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi dikalangan para pelajar. Hal ini bisa terjadi karena ada rasa tidak senang dan rasa iri hati dikarenakan persaingan prestasi setiaap sekolah hal ini juga bisa terjadi karena masalah status sosial dari salah satu sekolahan tersebut.
  2. Sekolah merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama.
  3. Menurut Charles Tilly, revolusi adalah perkembangan dari suatu gerakan kecil menjadi gerakan besar atau collective action, yang disebabkan oleh salah satu faktor, yaitu faktor organisasi.  Semakin rapi organisasi maka collective actionnya akan semakin kuat, hal ini terjadi apabila organisasi-organisasi kecil bergabung / bersatu menjadi organisasi. Maka diperlukan penyatuan organisasi-organisai antar sekolah yang penulis aplikasikan dengan penyatuan OSIS antar sekolah yang disebut OPAS.
Melalui tulisan ini, penulis menyarankan agar pihak sekolah dan pemerintah lebih peduli dengan organisasi-organisasi siswa, khususnya OSIS. Dihapakan supaya OSIS-OSIS baik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat lebih dipotensikan dengan cara mengaplikasikan OPAS yang seperti penulis buat. Karena dengan dilaksanakannya program OPAS ini, akan membiasakan pelajar dalam berdemokrasi dengan lebih banyak orang sehingga aspirasi-aspirasi anggota setiap anggota OSIS dapat ditampung dan dijalankan lebih efektif dan efesien. Dan juga agar tidak terjadi perkelahian pelajar antar sekolah yang dapat menurunkan moral dan penghambat kesuksesan pelajar karena dengan adanya OPAS, para pelajar tersebut akan saling lebih mengenal dan menjalin tali siraturahmi yang baik.

Author, Indah Rohmatullah 

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...